Bunda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah “kids jaman now” yang sering didefinisikan sebagai anak-anak kekinian dengan segala tingkah polahnya yang berlebihan atau ‘alay’. Katanya sih ke’alay’an mereka ini gara-gara kebanyakan micin dan keracunan sinetron. Bener nggak ya? Tapi, terlepas dari benar tidaknya micin dan sinetron sebagai penyebab, miris rasanya melihat anak-anak bahkan balita jaman sekarang bertingkah tidak sesuai usianya. Belum lagi banyaknya kasus anak yang tidak bisa menghormati orang yang lebih tua dan tingkah cuek mereka terhadap lingkungan.
Anak-anak belajar tentang kehidupan dari lingkungannya dan lingkungan terdekat anak adalah keluarganya. Ada banyak cara pengajaran kepribadian yang bisa diterapkan orang tua, salah satunya adalah dengan media dongeng.
Dongeng adalah salah satu media sederhana yang menyenangkan untuk mengenalkan anak tentang makna kehidupan. Orang tua bisa memilih tema yang ingin mereka ajarkan kepada anak. Dan anak akan lebih mudah mengerti karna dongeng dikemas dengan bahasa anak-anak.
Selain itu, dengan media dongeng lokal, orang tua secara tidak langsung menanamkan kepada anak tentang kearifan lokal. Hal ini, bisa merangsang kecintaan anak terhadap budaya lokal dan menumbuhkan kepeduliannya terhadap lingkungan di sekitarnya.
Dengan alurnya yang sederhana, dongeng juga mengajarkan bahwa kebaikan akan selalu berbalas kebaikan dan kejahatan akan selalu berbalas tidak baik.
Mengisahkan dongeng kepada anak akan melatih daya imajinasinya. Anak akan membayangkan keadaan dunia di dalam dongeng tersebut kemudian menempatkan dirinya sebagai sang tokoh. Bagi anak, dongeng akan tersasa nyata sekali sehingga pelajaran-pelajaran yang ada di dalam cerita akan lebih mudah ia serap, dan bisa jadi akan terbawa sampai dewasa.
Selain itu, mengisahkan dongeng kepada anak juga bisa menjadi ajang bagi orang tua untuk berbagi pikiran dan menjadi lebih dekat dengan anak.
Untuk itu, yuuk bunda, kita isi kembali hari-hari anak-anak kita dengan kisah dongeng yang inspiratif 🙂 (Fn)